Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan, dan pemikiran manusia secara kritis, dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen, dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi, dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir, dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran, dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. |
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk, dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.
Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda
juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan
aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah
disebut "filsuf".
Klasifikasi

Plato (sebelah kiri) dan Aristotle (kanan), menurut lukisan Raffaelo Sanzio pada tahun 1509.
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan pertanyaan
yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya pendahulunya sesuai
dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama tempat tradisi filsafat itu dibangun.
Oleh karena itu, filsafat biasa diklasifikasikan menurut daerah
geografis, dan latar belakang budayanya. Dewasa ini filsafat biasa
dibagi menjadi dua kategori besar menurut wilayah, dan menurut latar
belakang agama.
Menurut wilayah, filsafat bisa dibagi menjadi: filsafat barat, filsafat timur, dan filsafat Timur Tengah. Sedangkan menurut latar belakang agama, filsafat dibagi menjadi: filsafat Islam, filsafat Budha, filsafat Hindu, dan filsafat Kristen.
Filsafat Barat
Filsafat Barat adalah ilmu yang biasa dipelajari secara akademis di
universitas-universitas di Eropa, dan daerah-daerah jajahan mereka.
Filsafat ini berkembang dari tradisi filsafat orang-orang Yunani kuno.
Tokoh utama filsafat Barat antara lain Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant, Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche, dan Jean-Paul Sartre.
Dalam tradisi filsafat Barat, dikenal adanya pembidangan dalam filsafat yang menyangkut tema tertentu.
Metafisika
Metafisika
mengkaji hakikat segala yang ada. Dalam bidang ini, hakikat yang ada,
dan keberadaan (eksistensi) secara umum dikaji secara khusus dalam Ontologi. Adapun hakikat manusia, dan alam semesta dibahas dalam Kosmologi. Dalam metafisika sendiri ada berbagai perbedaan teori-teori filsafat. Idealisme,
misalnya, adalah keyakinan bahwa realitas yang dibangun mental atau
material sementara realisme menyatakan bahwa realitas, atau setidaknya
beberapa bagian dari itu, ada secara independen dari pikiran. Idealisme
subyektif menggambarkan objek sebagai tidak lebih dari koleksi atau
"bundel" dari data yang masuk dalam perseptor. Filsuf abad ke-18 George Berkeley berpendapat bahwa keberadaan secara mendasar terkait dengan persepsi dengan kalimat Esse est aut percipi aut percipere atau "Untuk menjadi yang dirasakan atau melihat".
Selain pandangan tersebut, ada juga dikotomi ontologis dalam
metafisika antara konsep khusus, dan universal. Khusus adalah
benda-benda yang dikatakan ada dalam ruang dan waktu, sebagai lawan dari
benda-benda abstrak, seperti nomor. Universal adalah sifat yang
dimiliki oleh beberapa hal khusus, seperti kemerahan atau gender. Jenis
eksistensi, jika ada, universal, dan benda-benda abstrak adalah masalah
perdebatan serius dalam filsafat metafisik. Realisme adalah posisi
filosofis universal yang pada kenyataannya memang ada, sementara
nominalisme adalah negasi, atau penolakan universal, benda abstrak, atau
keduanya. Konseptualisasi menyatakan bahwa universal ada, tetapi hanya
dalam persepsi pikiran.
Epistemologi
Epistemologi mengkaji tentang hakikat, dan wilayah pengetahuan (episteme
secara harafiah berarti “pengetahuan”). Epistemologi membahas berbagai
hal tentang pengetahuan seperti batas, sumber, serta kebenaran suatu
pengetahuan.
Skeptisisme adalah posisi yang mempertanyakan kemungkinan yang
benar-benar membenarkan kebenaran apapun. Argumen regresi, masalah
mendasar dalam epistemologi, terjadi ketika untuk benar-benar
membuktikan pernyataan apapun, pembenaran itu sendiri perlu didukung
oleh pembenaran lain.
Rasionalisme adalah penekanan pada penalaran sebagai sumber
pengetahuan. Empirisme adalah penekanan pada bukti pengamatan melalui
pengalaman indrawi atas bukti lain sebagai sumber pengetahuan.
Parmenides (fl. 500 SM) berpendapat bahwa tidak mungkin untuk
meragukan dari berpikir yang benar-benar terjadi. Tapi berpikir harus
memiliki objek, oleh karena itu sesuatu yang melampaui pemikiran
benar-benar ada.
Aksiologi
Aksiologi
membahas masalah nilai atau norma yang berlaku pada kehidupan manusia.
Dari aksiologi lahirlah dua cabang filsafat yang membahas aspek kualitas
hidup manusia yang terdiri dari etika dan estetika.
Etika
Etika
atau filsafat moral, membahas tentang bagaimana seharusnya manusia
bertindak, dan mempertanyakan bagaimana kebenaran dari dasar tindakan
itu dapat diketahui. Beberapa topik yang dibahas di sini adalah soal
kebaikan, kebenaran, tanggung jawab, suara hati, dan sebagainya.
Estetika
Estetika
membahas mengenai keindahan, dan implikasinya pada kehidupan. Dari
estetika lahirlah berbagai macam teori mengenai kesenian atau aspek seni dari berbagai macam hasil budaya.
Filsafat Timur
Filsafat Timur adalah tradisi falsafi yang terutama berkembang di Asia, khususnya di India, Republik Rakyat Tiongkok
dan daerah-daerah lain yang pernah dipengaruhi budayanya. Sebuah ciri
khas Filsafat Timur ialah dekatnya hubungan filsafat dengan agama. Meskipun hal ini kurang lebih juga bisa dikatakan untuk Filsafat Barat, terutama pada Abad Pertengahan, tetapi di Dunia Barat filsafat ’an sich’ masih lebih menonjol daripada agama.
Nama-nama beberapa filsuf Timur, antara lain Sidharta Budha Gautama/Budha, Bodhidharma, Lao Tse, Kong Hu Cu, Zhuang Zi, dan Mao Zedong.
Filsafat Timur Tengah
Filsafat Timur Tengah dilihat dari sejarahnya merupakan para filsuf
yang bisa dikatakan juga merupakan ahli waris tradisi Filsafat Barat.
Sebab para filsuf pertama di Timur Tengah adalah orang-orang Arab atau
orang-orang Islam, dan juga beberapa orang Yahudi, yang menaklukkan daerah-daerah di sekitar Laut Tengah dan menjumpai kebudayaan Yunani dengan tradisi falsafah mereka.
Lalu mereka menterjemahkan, dan memberikan komentar terhadap karya-karya Yunani. Ketika Eropa masuk ke Abad Pertengahan setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi
dan melupakan karya-karya klasik Yunani, para filsuf Timur Tengah ini
mempelajari karya-karya yang sama, dan bahkan terjemahan mereka
dipelajari lagi oleh orang-orang Eropa.
Filsafat Islam
Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah
muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan
filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik
menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles, dan
Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Kedua, Islam adalah agama tauhid.
Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat
Islam justru Tuhan sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah
usang, dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan
perhatiannya kepada manusia, dan alam, karena sebagaimana diketahui,
pembahasan Tuhan hanya akan menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah
ada finalnya.
Filsafat Kristen
Filsafat Kristen mulanya disusun oleh para bapa gereja untuk
menghadapi tantangan zaman pada abad pertengahan. Saat itu dunia barat
yang Kristen tengah berada dalam zaman kegelapan (dark age). Masyarakat mulai mempertanyakan kembali kepercayaan agamanya.
Filsafat Kristen banyak berkutat pada masalah ontologis dan filsafat ketuhanan. Hampir semua filsuf Kristen adalah teologian atau ahli masalah agama. Sebagai contohnya adalah Santo Thomas Aquinas dan Santo Bonaventura.
Munculnya filsafat
Filsafat, terutama filsafat barat muncul di Yunani semenjak kira-kira
abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai memikirkan,
dan berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar
mereka, dan tidak menggantungkan diri kepada agama untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani, dan tidak di daerah yang beradab lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Orang Yunani pertama yang bisa diberi gelar filsuf ialah Thales dari Mileta, sekarang di pesisir barat Turki. Tetapi filsuf-filsuf Yunani yang terbesar adalah Sokrates, Plato, dan Aristoteles.
Sokrates adalah guru Plato sedangkan Aristoteles adalah murid Plato.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa sejarah filsafat tidak lain hanyalah
“Komentar-komentar karya Plato belaka”. Hal ini menunjukkan pengaruh
Plato yang sangat besar pada sejarah filsafat.
Buku karangan Plato yg terkenal adalah berjudul "etika, republik, apologi, phaedo, dan krito".
Sejarah filsafat Barat
Sejarah filsafat Barat bisa dibagi menurut pembagian berikut:
- Filsafat Klasik
- Filsafat Abad Pertengahan
- Filsafat Modern
- Filsafat Kontemporer
Klasik
- Pra Sokrates
Thales - Anaximander - Anaximenes - Pythagoras - Xenophanes - Parmenides - Zeno - Herakleitos - Empedocles - Democritus - Anaxagoras
- Zaman Keemasan
Sokrates - Plato - Aristoteles
Abad Pertengahan
- Skolastik
Thomas Aquino
Modern
Machiavelli - Giordano Bruno - Francis Bacon - Rene Descartes - Baruch de Spinoza- Blaise Pascal - Leibniz - Thomas Hobbes - John Locke - George Berkeley - David Hume - William Wollaston - Anthony Collins - John Toland - Pierre Bayle - Denis Diderot - Jean le Rond d'Alembert - De la Mettrie - Condillac - Helvetius - Holbach - Voltaire - Montesquieu - De Nemours - Quesnay - Turgot - Rousseau - Thomasius - Ch Wolff - Reimarus - Mendelssohn - Lessing - Georg Hegel - Immanuel Kant - Fichte - Schelling - Schopenhauer - De Maistre - De Bonald - Chateaubriand - De Lamennais - Destutt de Tracy - De Volney - Cabanis - De Biran - Fourier - Saint Simon - Proudhon - A. Comte - JS Mill - Spencer - Ludwig Feuerbach - Karl Marx - Soren Kierkegaard - Friedrich Nietzsche - Edmund Husserl
Kontemporer
Jean Baudrillard - Michel Foucault - Martin Heidegger - Karl Popper - Bertrand Russell - Jean-Paul Sartre - Albert Camus - Jurgen Habermas - Richard Rotry - Feyerabend- Jacques Derrida - Umberto Eco - Mazhab Frankfurt
Lihat pula
- Daftar Istilah Filsafat
- Daftar Filsuf
- Filsafat Indonesia
Referensi
- ^ Irmayanti Meliono, dkk. 2007. MPKT Modul 1. Jakarta: Lembaga Penerbitan FEUI. hal. 1
- ^ "Idealism". philosophybasics.com. Diakses tanggal 2011-12-20.
- ^ Strawson, P. F. "Conceptualism." Universals, concepts and qualities: new essays on the meaning of predicates. Ashgate Publishing, 2006.
No comments:
Post a Comment